Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dikabarkan Merugi, Menteri Erick Thohir Membantah

  • Whatsapp


Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dikabarkan Merugi, Menteri Erick Thohir Membantah

JAKARTA, – Menteri BUMN Erick Tohir membantah anggapan bahwa BUMN di Tanah Air mengalami kerugian. Dia meminta masyarakat tidak terjebak dengan informasi yang tidak memiliki fakta yang jelas.

Hal itu disampaikan Erick Thohir saat berdialog dengan tokoh masyarakat di Padang, Sumbar, Selasa (20/12/2022).

Read More

“Dalam sejarah republik, ini adalah pertama kali BUMN punya laporan buku yang terkonsolidasi, karena itu mari bicara dengan fakta dan data, jangan terjebak isu katanya-katanya, atau dari medsos,” kata Erick.

Dia menyebut pada 2020, meski di tengah pandemi, BUMN mampu menghasilkan laba Rp 13 triliun.

“Mungkin karena Covid-19, lalu setahun berikutnya pada 2021 keuntungan BUMN naik menjadi Rp124,7 triliun,” ujarnya.

Selanjutnya, tahun ini, dalam sembilan bulan, laba BUMN tercatat Rp 155 triliun.

“Artinya tidak benar BUMN bangkrut, untung kan, kalau kita dagang nggak mau cari rugi,” tuturnya.

Erick Thohir menambahkan, selama tiga tahun sejak 2020 hingga 2022, BUMN memberikan kepada negara Rp 1,198 triliun berupa pajak, keuntungan, dan bagi hasil.

“Dibandingkan tiga tahun sebelumnya BUMN hanya memberi andil ke negara Rp1.130 triliun, artinya naik Rp68 triliun dan ini fakta,” kata dia.

Erick juga mengatakan, saat ini total utang BUMN sebesar 34 persen dari modal. Namun, diakuinya memang ada sejumlah BUMN yang sakit.

“Buktinya Jiwasraya, Asabri korupsi, dana pensiun dikorupsi, pelakunya masuk penjara, Garuda Indonesia juga,” ungkap dia.

Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta beberapa waktu lalu, Erick menjelaskan laba konsolidasi BUMN sebesar Rp 155 triliun.

Angka tersebut meningkat dari laba konsolidasi tahun 2021 yang sebesar Rp125 triliun dan meroket dari capaian tahun 2020 yang hanya Rp13 triliun.

Pencapaian ini menurutnya turut memberikan kontribusi BUMN kepada negara berupa pajak, bagi hasil, deviden dan PNBP.

“Sampai kuartal III 2022, untuk tiga tahun terakhir pada saat COVID-19, kontribusi total BUMN mencapai Rp1.198 triliun kepada negara yang terdiri dari pajak, bagi hasil dan dividen. Artinya lebih tinggi Rp68 triliun dari kumulatif tiga tahun (2017-2019) yang sebesar Rp1.130 triliun,” ungkapnya.

Erick menjelaskan, laba konsolidasi BUMN pada kuartal III 2022 sebenarnya lebih besar yakni mencapai Rp209 triliun karena keuntungan dari restrukturisasi Garuda Indonesia yang mencapai Rp54 triliun.

“Kita hanya bicara laba yang cash, karena kalau yang cash dan non cash digabungkan jadi tinggi sekali padahal tahun depan belum tentu ada yang non cash sebesar ini,” ujarnya.

Erick menambahkan, kinerja BUMN juga dapat dilihat dari kinerja BUMN di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dia mengatakan jika dibandingkan dengan swasta, capital gain emiten BUMN mencapai 8,2% dengan deviden kumulatif 9,8%.

Sebaliknya, capital gain swasta hanya 5,9 persen dengan deviden kumulatif 4,9 persen.

Dengan demikian, tingkat pengembalian yang diterima pemegang saham BUMN mencapai 18 persen, jauh di bawah swasta yang hanya berkisar 10 persen.

“Ini yang menggembirakan, bahwa kalau benchmarking dengan private sector yang ada di bursa, itu kita lihat capital gain sama cummulative dividen itu konsolidasi kita return-nya bisa 18 persen, artinya lebih baik dari private sector di mana private sector, capital gain dan cumulative dividend-nya itu 10,8 persen,” katanya.

Menurut Erick, hal ini membuat BEI sangat senang bisa bekerja sama dengan BUMN yang menyumbang 25 persen pergerakan bursa.

Di sisi lain, rasio utang terhadap ekuitas BUMN juga terus turun dari 38,6 persen pada 2020 menjadi 36,2 persen pada 2021 dan hingga kuartal III 2022 mencapai 34 persen.

“Artinya persepsi ketika BUMN seakan-akan utang, utang, utang, ya memang ada utang, tapi ketika dikonsolidasikan, ini sehat. Kita tidak menutup mata ada BUMN yang tidak sehat. Inilah yang salah satunya kita akan fokuskan untuk kesehatan BUMN itu ada di industri pangan dan pertahanan di 2023,” jelas Erick Thohir.

Related posts