Nama Dewi Perssik belakangan ini sering menjadi perbincangan hangat di media sosial. Pasalnya, ia dihujat fans Leslar atas komentarnya soal Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dialami Lesti Kejora.
Dia menerima banyak komentar negatif dan hinaan. Membuat Dewi Persik terganggu psikisnya.
Dewi Perssik mengaku jiwanya resah karena dikatakan mandul. Karena sudah tiga kali menikah, ia masih belum dikaruniai anak.
“Kalau bilang enggak, itu enggak mungkin. Wanita yang diciptakan oleh Allah di dunia ini pasti ingin punya keturunan. Begitu pun saya,” kata Dewi Perssik di Polres Metro Jakarta Selatan, Senin, 31 Oktober 2022.
Sebuah kesempatan. Pemilik nama asli Dewi Murya Agung ini mengaku mengalami kekerasan dalam rumah tangga dan pernah keguguran.
“Saya pernah keguguran karena KDRT. Saya tahu, bagaimana rasanya. Makanya ketika saya menikah dengan yang kedua, saya bilang sama suami saya ketika itu, biarkan waktu itu saya sembuh (dari trauma KDRT) supaya saya mau hamil,” tutur Dewi Perssik.
“Jadi saya menjaga diri saya nggak hamil,” lanjutnya.
Juga geram dengan ucapan netizen yang diduga sebagai fans Leslar. Dewi Perssik dengan tegas memutuskan untuk melaporkan pembencinya ke pihak berwajib.
“Jadi kok bisa (melapor), mentang-mentang punya duit? Emangnya polisi dibayar? Enggak ada saya bayar apa-apa. Di sini hanya sebagai bentuk warga negara yang baik, saya merasa bahwa saya difitnah, saya menjaga ibu saja, saya menjaga diri saya, ya saya boleh dong kayak begini,” tuturnya.
Lebih-lebih lagi. Dewi Perssik mengatakan ibunya sedih mengetahui bahwa dia dihujat dengan kata-kata yang tidak pantas.
“Mami saya kan tinggal di kampung ya, Mami saya nangis cuma dikasih tahu sama temen-temen pengajiannya,” kata Dewi Perssik.
“Saya cuma bilang sama Mami saya, saya akan buktikan bahwa saya bukan germo, saya bukan pelacur, saya bukan balon. Bukan seperti yang ibu (warganet diduga fans Leslar) itu bilang,” sambungnya.
Untuk informasi lebih lanjut. Atas komentar warganet yang menghinanya, pada Senin 31 Oktober, Dewi Perssik mendatangi Polres Metro Jakarta Selatan bersama pengacaranya, Sandy Arifin, untuk mengadukan 3 RUU UU ITE.
