Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang meninggalkan luka yang mendalam bagi para penggemar sepak bola di seluruh dunia. Namun, yang patut dikhawatirkan adalah sejumlah potensi sanksi FIFA mulai menghantui sepak bola Indonesia.
Pasalnya, tragedi Stadion Kanjuruhan yang merenggut ratusan nyawa Aremania juga tentu berbanding lurus dengan potensi sanksi FIFA terhadap sepak bola Indonesia yang mulai menggeliat.
Jika sanksi FIFA dijatuhkan tentu akan sangat merugikan insan sepak bola Indonesia, mulai dari pemain, klub, timnas Indonesia, PSSI, hingga suporter sepak bola Indonesia.
Sanksi FIFA apa yang bisa diterima Indonesia akibat tragedi Kanjuruhan?
Sebelum mengacu pada sanksi FIFA, mengamankan pertandingan Arema FC vs Persebaya telah melanggar kode keamanan FIFA.
Gas air mata yang ditembakkan polisi, saat berusaha membubarkan Aremania yang bergegas turun ke lapangan setelah tim kesayangannya kalah di kandang sendiri dengan skor 2-3 dari Persebaya, merupakan pelanggaran kode keamanan FIFA (Pasal 19 b).
Bunyinya: ”Senjata atau gas pengendali massa tidak boleh dibawa atau digunakan.”
Seperti diketahui, tembakan gas air mata menimbulkan sejumlah reaksi di dalam tubuh. Reaksi ini terjadi saat terkena kulit, terutama kulit wajah dan mata. Mereka yang terkena gas air mata akan merasakan sakit dan perih.
Jika pasal ini dimanfaatkan FIFA untuk menjatuhkan sanksi kepada Indonesia, maka akan sangat mengerikan.
Seperti dilansir TIMES Indonesia, total ada tujuh ancaman sanksi FIFA ke Indonesia akibat tragedi Kanjuruhan:
1. Semua Pertandingan Liga Indonesia Dibekukan Selama 8 Tahun.
Ancaman pertama dari sanksi FIFA adalah seluruh pertandingan Liga Indonesia akan dibekukan selama delapan tahun. Hukuman yang sangat berat bagi semua pihak, mulai dari pemain, pelatih, PSSI hingga pelaku ekonomi.
2. Keanggotaan Indonesia di FIFA dicabut
Ancaman sanksi kedua, PSSI bisa dikeluarkan oleh FIFA seperti pada 30 Mei 2015, melalui dokumen FIFA yang ditandatangani Sekjen FIFA Jerome Valcke. Surat tersebut menyatakan bahwa keanggotaan Indonesia di FIFA dicabut berdasarkan hasil rapat Komite Eksekutif di Zurich, Swiss.
FIFA menjatuhkan sanksi karena menilai pemerintah Indonesia telah melakukan pelanggaran akibat intervensi yang merupakan pelanggaran Pasal 13 dan 17 Statuta FIFA.
3. Piala Dunia U-20 di Indonesia Dibatalkan
Kuota Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 juga terancam dibatalkan FIFA karena alasan keamanan.
Tragedi Stadion Kanjuruhan juga bisa mempengaruhi penilaian keamanan pertandingan di Indonesia. Apalagi, Indonesia dijadwalkan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang akan digelar pada 20 Mei hingga 11 Juli 2023.
4. Timnas Indonesia Dilarang Bermain di Piala Asia 2023 dan Piala Asia U-20
Ancaman sanksi juga bisa menggagalkan perjuangan pemain timnya di dua kejuaraan Piala Asia itu. Pencabutan hak keikutsertaan timnas Indonesia di Piala Asia U-2023 senior dan Piala Asia U-20 2023 bisa terjadi jika FIFA menjatuhkan sanksi.
Timnas senior dipastikan lolos ke Piala Asia yang akan digelar pada 16 Juni hingga 16 Juli 2023. Sementara, Piala Asia U-20 akan digelar pada 1-16 Maret 2023 di Uzbekistan.
5. Poin Tim Nasional Indonesia Dikurangi di Peringkat FIFA
Timnas Indonesia juga terancam turun peringkatnya di rangking FIFA. Jika itu terjadi, timnas Indonesia yang saat ini menempati 152 dunia mungkin bisa turun lebih jauh.
6. Kompetisi Liga Indonesia Tanpa Penonton
Hukuman yang tidak kalah beratnya adalah kemungkinan larangan menggelar pertandingan tanpa penonton dalam waktu lama. Ini tentu menjadi tantangan berat jika sanksi FIFA ditegakkan dengan baik.
7. Klub Indonesia Dilarang Bermain di Piala AFC dan Liga Champions Asia
Klub-klub Indonesia juga akan dirugikan jika dihukum larangan tampil di kompetisi klub Asia, Piala AFC, dan Liga Champions Asia. Peluang klub-klub Indonesia untuk berprestasi di level Asia tidak akan tercapai selama sanksi FIFA diberlakukan.